Headline

Sebanyak Ribuan Warga Sipil Sudan Mengunsi Akibat Konflik

El-Fasher: Sekitar 7.500 warga sipil mengungsi akibat serangan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Mereka tiba di kamp Palang Merah di Sudan utara, dilansir dari Yeni Safak, Rabu (5/11/2025).
Kondisi warga El Fasher, Darfur Utara, Sudan saat pengepungan (Foto: X - WHO Sudan)
Kondisi warga El Fasher, Darfur Utara, Sudan saat pengepungan (Foto: X - WHO Sudan)

Mereka melarikan diri dari kekerasan yang terjadi di wilayah Darfur Utara dan Kordofan Utara. Hal tersebut memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di daerah konflik.

Masyarakat Palang Merah Sudan melaporkan telah menerima warga sipil yang mengungsi akibat operasi RSF. Untuk menampung keluarga-keluarga ini, kamp penerimaan didirikan di kota al-Dabba, Negara Bagian Utara.

Serangan RSF telah memicu perpindahan penduduk secara besar-besaran. Sekretaris Jenderal Palang Merah, Aida al-Sayed Abdullah, mengonfirmasi bahwa sebanyak 150 relawan telah dikerahkan untuk memberikan layanan penting.

Layanan ini mencakup penyediaan makanan siap saji, dukungan psikologis, dan bantuan sosial bagi keluarga pengungsi yang baru tiba. Palang Merah juga menyalurkan bantuan pangan di berbagai lokasi terdampak konflik.

Mereka fokus pada kelompok rentan seperti anak-anak, wanita hamil, dan ibu menyusui. Bekerja sama dengan Program Pangan Dunia (WFP), Palang Merah menyalurkan 1.750 ton bantuan pangan kepada 53.781 keluarga.

Bantuan tersebut mereka salurkan di wilayah al-Lait Jar al-Nabi, Darfur Utara. Paket bantuan ini mencakup makanan siap saji dan suplemen nutrisi khusus untuk anak-anak di bawah lima tahun.

Selain itu, dapur komunitas tambahan didirikan di Tawila untuk melayani sekitar 5.482 keluarga pengungsi dari El-Fasher. Data dari Organisasi Internasional untuk Migrasi menunjukkan bahwa lebih dari 38.000 orang telah melarikan diri dari Kordofan Utara.

Penangkapan El-Fasher telah memaksa sekitar 71.000 penduduk kota dan desa sekitarnya mengungsi. Organisasi internasional memperingatkan bahwa pengambilalihan militer ini berpotensi memicu pemisahan permanen Sudan berdasarkan garis geografis dan etnis.(*)
Posting Komentar