Hari ini
Cuaca 0oC
HEADLINE NEWS

Keren, Japanese Film Festival 2025 Hadir di Sembilan Kota di Tanah Air

Karawang : Japanese Film Festival (JFF) adalah festival film yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation sejak tahun 2016. Festival ini bertujuan memperkenalkan film-film Jepang kepada masyarakat dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik.(27/10/25).
Japanese Film Festival 2025 hadir di sembilan kota di Indonesia (Foto: JJF)
Japanese Film Festival 2025 hadir di Sembilan kota di Indonesia (Foto: JJF)

Tujuan utama JFF adalah membangun pemahaman lebih mendalam tentang budaya dan kehidupan masyarakat Jepang. Melalui sinema, JFF menjadi jembatan pertukaran budaya antara Jepang dan negara-negara sahabatnya.

JFF 2025 di Indonesia menghadirkan lima belas judul film dari beragam genre. Mulai dari animasi, drama, hingga film klasik yang melegenda.

Tahun ini, JFF menambah dua kota baru dalam penyelenggaraannya, yaitu Padang dan Balikpapan. Total ada sembilan kota penyelenggara, termasuk Jakarta, Bandung, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, dan Surabaya.

Kunjungan ke Padang, Balikpapan, dan Medan menjadi bagian dari tur perkenalan festival di kota-kota tersebut. Rangkaian pemutaran akan berlangsung sepanjang November hingga Desember 2025.

Japanese Film Festival 2025 hadir dengan sejumlah kejutan bagi para pencinta sinema. Selain film-film terbaru, festival ini juga menayangkan tiga karya legendaris yang dirilis ulang dalam format 4K.

Tiga film klasik tersebut adalah ‘Seven Samurai’, ‘Ghost in the Shell’, dan ‘Linda Linda Linda’. Selain itu, film-film baru seperti ‘Angry Squad: The Civil Servant and the Seven Swindlers’ karya Ueda Shinichiro juga turut ditayangkan.

Judul menarik lainnya adalah ‘6 Lying University Students’ dan ‘A Big Home’, film dokumenter peraih Japan Movie Critics Award 2025. Film-film ini menjadi bukti kuatnya kreativitas sinema Jepang lintas generasi.

Seven Samurai Tayang Lagi
Film Seven Samurai, karya legendaris yang dirilis tahun 1954, kembali hadir di layar lebar. Penayangan ini menjadi bagian dari peringatan 70 tahun sejak karya tersebut dirilis pertama kali.

Karya sutradara Akira Kurosawa itu diakui sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa. Film ini bahkan memenangkan Silver Lion di Festival Film Venesia ke-15 dan masuk Cannes Classics Official Selection 2024.

Berkisah tentang tujuh samurai yang melindungi desa dari perampok, film ini sarat nilai kemanusiaan. Ceritanya menggambarkan keberanian, kehormatan, dan solidaritas dalam perjuangan.

Dengan durasi hampir tiga setengah jam, film ini menawarkan sinematografi revolusioner dan karakter mendalam. Seven Samurai tetap menjadi inspirasi utama bagi sineas dunia hingga kini.

Lebih dari tujuh dekade setelah dirilis, Seven Samurai tetap dikenang sebagai karya monumental. Film ini bahkan melahirkan banyak adaptasi modern, termasuk The Magnificent Seven versi Hollywood.

Ghost in the Shell
Film animasi Ghost in the Shell menjadi salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah sinema dunia. Karya ini banyak menginspirasi sineas internasional dalam mengangkat tema teknologi dan kemanusiaan.

Berlatar masa depan, film ini menyoroti dunia yang dipenuhi jaringan siber dan kecerdasan buatan. Ceritanya mengikuti Mayor Motoko Kusanagi, seorang cyborg elit yang menyelidiki kejahatan siber misterius.

Film ini tidak hanya menghadirkan aksi menegangkan, tetapi juga menyajikan refleksi filosofis tentang identitas manusia. Pertanyaan tentang kesadaran dan makna eksistensi menjadi inti ceritanya.

Ghost in the Shell meraih banyak penghargaan di festival internasional dan terus dipuji hingga kini. Visual revolusioner dan musik garapan Kawai Kenji membuat film ini menjadi legenda anime dunia.

Pemenang Japan Movie Critics Award
Film dokumenter A Big Home berkisah tentang anak-anak yang tinggal di rumah singgah. Ceritanya menggambarkan makna rumah dan keluarga bagi mereka yang tumbuh dengan cara berbeda.

Film ini diproduseri aktor sekaligus sutradara Saitoh Takumi yang terinspirasi dari kunjungannya ke fasilitas penampungan anak. Karya ini menjadi bentuk dukungannya terhadap anak-anak di Jepang.

Proses pembuatan film ini berlangsung selama empat tahun di bawah arahan Takebayashi Ryo. Karya ini dibuat tanpa tujuan komersial, namun dengan kualitas produksi setara film layar lebar.

Film ini menjadi pengalaman sinematik yang langka bagi penonton. A Big Home hanya tayang di bioskop Jepang dan tidak akan dirilis dalam bentuk digital atau fisik.

6 Lying University Students
Film 6 Lying University Students diadaptasi dari novel karya Asakura Akinari dengan judul yang sama. Sebelum difilmkan, karya ini telah diadaptasi menjadi drama teater, radio, dan komik.

Film ini dibintangi Hamabe Minami dan aktor muda Akaso Eiji. Penonton diajak mengikuti kisah enam mahasiswa yang menghadapi wawancara kerja misterius penuh intrik.

Selain film-film unggulan tersebut, masih banyak karya Jepang lain yang bisa dinikmati selama festival berlangsung.

Penyelenggara telah menyiapkan daftar lengkap film yang akan tayang sepanjang JFF 2025. Berikut daftarnya:

Japanese Film Festival 2025 hadir di sembilan kota di Indonesia (Foto: JJF)

Catatan:

- Beberapa film hanya akan tayang di kota tertentu

- Daftar film sewaktu-waktu dapat berubah

- Jadwal pemutaran dan info kegiatan lainnya akan diumumkan pada Oktober 2025